Badulu, apa yah kira-kira arti yang sebenarnya dari kata itu. Ban jaman dulu, ataukah Bandul Lu? Hahahaha. Lupakanlah apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh pemilik atau pemberi nama Bandulu ini. Yang pasti aku cuman pengen cerita tentang sedikit perjalanan yang aku lalui akhir pekan kemarin bersama teman-teman kantor. Main Destination : Pantai Anyer.
Berangkat dari Jakarta, tepatnya jalan kebon sirih nomer 36, markas gank kami berada, kira-kira pukul 12 malem pas hari jumat dini hari malem sabtu. Tanpa ada persiapan dan konfirmasi apapun, aku dikasih tau kalo ada agenda jalan ke anyer pas hari jumat sore, waktunya pada mau pulang kerja. Aku pikir, gila kali yah mau ke anyer tanpa ada persiapan apapun dan mendadak banget. Tapi emang rasa penasaran tentang pantai anyer masih ada di benak hati ini.
Enk Ink Enk…. Kami berenam memutuskan untuk jalan ke pantai anyer, dengan bekal baju secukupnya dan tangki bensin H 45 DQ full, dan dalam keadaan kantuk super berat, saya membawa rombongan menyusuri jalan tol menuju merak. Kabar dari temen-temen kalo jalan tol merak adalah jalan tol terjelek membuat saya sempat mengerutkan dahi dan memaksa membuka mata semakin lebar. Masuk dari Slipi sampe di Pom Bensin dekat gerbang Tol pertama (baca: lupa nama gerbang tolnya) jalan masih mulus-mulus saja. Aku pikir, waahh berarti kabar kondisi jalan itu hanya kabar burung saja. Ehh, tapi benar juga, menyusuri jalan makin jauh, makin banyak tambalan-tambalan jalan yang membuat kantuk ku makin menjadi-jadi. Kalo tidak salah hitung, sepanjang perjalanan aku menghabiskan lebih dari sepuluh batang rokok red marlboro. CCkkkcckkk…..
Pukul 2 dini hari lebih 30 menit, akhirnya mobil kijang ku berhasil keluar dari gerbang tol kilometer 95, wuiiiihhh, padahal kalo dibandingkan ke bandung jelas lebih dekat, tapi kenapa nyampenya bisa jauh lebih lama yah.. 17 Kilometer lagi masih harus menuju ke Pantai Anyer. 17 Kilo paling juga cuma setengah jam.
Masuk ke kawasan pantai, huaaa, sepi amat yah tempat wisata di Kota Cilegon ini. Banyak wisma, cottage, hotel, villa, resort, atau apapun lah namanya, hampir rata-rata tertutup semua entry gate nya. Waduuh, gimana kita bisa beristirahat dan melepas lelah nih. Menyusuri jalan sepanjang bibir pantai, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi kurang beberapa menit, dan kita belum menemukan kasur untuk m erebahkan diri. Malahan Bosku bilang, “Ngopi dulu aja lah, mulutku udah asem nih dari tadi belom ngopi..” Wee, bukannya mikirin istirahat malah pengen ngopi. Tapi ga papalah, perut aku juga udah keroncongan kelaparan gara-gara semalam cuman sempet makan Fruitte Fasta, Rujak ala Italia.
Makan dan kopi sudah habis, saatnya aku harus berada di balik kemudi lagi untuk mencari tempat yang tepat untuk bersinggah. Karena jam yang sungguh nanggung buat Check in, itulah yang menjadi kendala saat kita pengen masuk ke sebuah hotel.
Finally, setelah The Jayakarta Anyer dan Sol Elite Marbella kita cuekin (baca : karena mahal dan terlalu berbelit-belit waktu check in nya), kita nemu sebuah tempat yang namanya cukup lucu. Bandulu Watersports, Resor and Villa. Berada tepat setelah Hotel Marbella (baca : kalau kita dari arah Jakarta) masuk ke dalam, agak spooky juga rupanya kalo masih gelap begini. Ga ada personel resepsionis atau apalah, kita hanya bertemu seorang satpam yang udah cukup umur menyapa kita. Dan katanya masih ada kamar tapi hanya yang di bagian belakang (baca : tidak menghadap ke pantai secara langsung) dengan tarif 1,4 juta rupiah sehari. Isinya : 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1ruang tv, dapur dan meja makan,serta teras dan car port.Wuuiiihhh, seru juga tempatnya (baca : dibandingkan The Jayakarta anyer yang menawarkan 1,65jt perhari untuk 1 kamar dan Sol Elite yang menawarkan 3,8juta untuk 3 kamar dan 1 family rooms) . Ditambah info dari sekuriti, bisa diskon kok pak, nanti setelah office nya buka. Hahahaha, tambah kegirangan aja kita.
Parkir mobil, ga ada yang mau ngeluarin tas-tasnya nih kayaknya. Kita berebut posisi untuk mengorok dan mengiler, dan akhirnya tertidur pulas. (baca : kecuali bos aku yang masi bertahan dan langsung melayani istri dan anaknya untuk jalan-jalan di pinggir pantai dan menikmati kolam renang).
Bangun tidur jam 10 lebih banyak menit menuju ke arah jam 11. Melongok keluar, teman aku masih ada yang tidur, Bos aku masih ada di kolam renang sama anaknya. Di meja makan sudah ada nasi goreng dan teh panas manis 1 pitcher (baca : teko). Tapi kok rasanya masih males banget. Masuk lagi ke kamar, minum aqua botol (baca : entah suntikan atau bukan yang penting minum karena haus banget), tidur lagi sejam.
Mandi ahhh, saatnya mandi dan berganti pakaian secukupnya. Dressing up dan makan pagi (baca : sarapan pada pukul 12 kurang namanya apa yah ??) Rupanya masih lapar juga perut ini, karena nasi goreng yang sudah tidak hangat itu kok tau-tau sudah habis. Hanya tersisa timun dan putih telur mata sapinya. Kemudian melongok ke luar, kok panas aja itu udara, tapi ngapain coba kalo kita ke anyer cuma mau nonton SCTV, Global TV atau RCTI. Basian sekali tentunya.
Aku ajakin deh tuh temen-temen (baca : kecuali bos aku sekeluarga yang giliran mengantuk dan beristirahat) ke pantai buat menikmati udara dan mencari apapun buat dikerjakan. Sepanjang bibir pantai banyak sekali life guard yang standby (baca : menawarkan jasa main banana boat dan jetski, tapi kan masih panas banget). Akhirnya kami memutuskan untuk menikmati kesejukan Es degan saja (baca : es kelapa muda) di salah satu kios warung yang ada di bibir pantai. Uniknya, ternyata di sepanjang pantai ini juga banyak kita temui wanita tengah baya dan cukup tua yang menawarkan jasa pijat capek (baca : tapi ga pakai plus plus loh karena dijamin pasti anda pun tidak akan nafsu untuk sekedar penasaran menikmatinya, hahahaha)
Siang usai, kami memutuskan kembali ke kamar, perut lapar, kami harus segera mengisi bahan bakar supaya nanti sore kita udah fit dan ganas lagi, mengigat masih ada banana boat dan jetski yang belum kita cobain. Di depan penginapan kami (baca : lebih tepatnya di depan Sol Elite) ada restoran sea food Sembilan. Kami mampir disana untuk bersantap sea food ala orang Bandulu. Selesai makan kami berencana untuk having some fun di pantai anyer, pengen banget maenan banana boat dan jetskiing (baca : secara teman-temanku adalah pria tengah baya yang mungkin jenuh akan rutinitas yang membedah di dalam kantor)
Oooppss, tapi tuggu dulu, diantara kami tidak ada yang melakukan persiapan dengan membawa celana pendek dari jakarta. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli celana di toko pakaian terdekat. Nah, permasalahannya, ternyata di sepanjang jalan raya ini sulit sekali ditemukan toko fashion atau busana. Kalau kita beli di pinggir pantainya pastinya jauh lebih mahal. Dapet, celana anak pantai ukuran di atas lutut seharga 20ribu rupiah satu potongnya. Murah juga walau sebenarnya kami yakin bisa jauh lebih murah dari itu.
Sipp, celana udah dapet sekarang saatnya menuju ke penginapan, memarkirkan mobil dan berganti kostum kebangsaan di pantai. Dengan semangat empatlima, kami langsung menuju ke arah persewaan jetski dan banana boat. Seratus delapan puluh ribu per 15 menit (baca : banana boat bisa dinaiki hingga 5 orang dewasa, jetski hanya untuk 2 orang dewasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar