Senin, 25 Oktober 2010

Nikmatnya Masturbasi


MASTURBASI yang dilakukan oleh pria dan wanita merupakan rangsangan disengaja yang dilakukan untuk memeroleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Sepanjang tidak berlebihan, masturbasi sah-sah saja dilakukan. Apalagi bila tindakan ini dilakukan bersama pasangan.
Mengenai hal itu, androlog dari RSUP Fatmawati dr Nugroho Setiawan MS SpAnd membenarkannya. “Masturbasi boleh-boleh saja dilakukan apalagi bila bersama pasangan suami istri (pasutri). Yang tidak boleh adalah ketika masturbasi menjadi obsesi yang mengharuskan seseorang melakukan tindakan ini sebelum berhubungan intim.Menurutnya, masturbasi dapat menjadi fantasi seksual yang menyenangkan bagi mereka yang aktif secara seksual. “Masturbasi merupakan tindakan merangsang area genital untuk mendapat fantasi seksual. Hanya saja, masturbasi tidak boleh bila menjadi obsesi sehingga orang tidak bisa melakukan hubungan intim tanpa tindakan masturbasi terlebih dahulu,” ungkap konsultan rubrik seksual di kanal lifestyle okezone.com.
Nah, agar masturbasi tersebut berkualitas, maka harus bersifat mutualisme bukan auto masturbation.
“Masturbasi mutualisme merupakan tindakan saling bermasturbasi yang dilakukan pasutri, sehingga tidak bermasalah. Karena mereka menganggap masih membutuhkan pasangan masing-masing. Tapi yang bermasalah adalah bila masturbasi itu bersifat auto masturbation yang memberi kenikmatan hanya untuk diri sendiri,” papar pria ramah ini.
Kenikmatan yang diperoleh, sambungnya, karena intensitas dan daya peka hanya dirasakan oleh dirinya sendiri. Karena itu, kalau orang yang sudah menikah tidak dianjurkan untuk melakukan masturbasi jenis ini. Berbeda dengan mereka yang masih singel, justru tindakan masturbasi dianjurkan.
“Saat ini banyak orang menikah di usia tua, padahal mereka banyak mendapat gangguan baik dari segi kesehatan maupun yang lain. Karena itu, daripada harus melakukan hubungan seksual yang tidak jelas, maka dianjurkan untuk melakukan masturbasi. Bahkan hal ini dimulai sejak usia remaja,” terang pria yang membiarkan rambutnya berwarna putih ini.
Alasan-alasan tersebut yang menguatkan bahwa tindakan bermasturbasi dari segi kesehatan tidak membahayakan.
“Sampai sekarang belum ada penelitian yang menjelaskan bahwa masturbasi yang dilakukan berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti kanker prostat. Karena itu, dari segi kesehatan masturbasi tidak ada masalah untuk dilakukan,” jelasnya.
Meski dari segi kesehatan tidak dilarang, lanjut Nugroho, justru tindakan masturbasi menjadi masalah bagi segi agama.
“Kalau dari pandangan agama memang tindakan masturbasi itu masih dianggap dosa. Tapi yang namanya anatomi tubuh dan kebutuhan seksual itu dipengaruhi oleh budaya, lingkungan dan agama. Makanya banyak orang dulu yang percaya bahwa ketika ada keinginan untuk melakukan hubungan intim, maka berdoa dan berolahraga lari untuk menghilangkan keinginan itu,” tuturnya.
Padahal, ditambahkan Nugroho, tindakan berolahraga dan berdoa tetap tidak dapat menghilangkan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Karena itu, sebelum melakukan masturbasi sebagai foreplay sebelum melakukan hubungan intim, ada beberapa langkah yang harus diketahui.
“Syarat sebelum melakukan masturbasi yang memang menggunakan tangan atau alat, maka harus dipastikan dalam kondisi bersih. Sementara itu, khusus untuk tindakan masturbasi yang dilakukan wanita maka pastikan tidak sampai dalam hingga merusak alat kelamin mereka,” imbuhnya mengakhiri pembicaraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar